KUDET?? NO WORRY
Di zaman ini kemajuan
teknologi tidak lagi bisa dihindari. Suka atau tidak suka semua orang dipaksa
mengikuti kemajuan zaman. Dalam waktu singkat semua hal sudah di upgrade
sedemikian rupa sehingga kita pun terbiasa mengejar trend. Secara tidak
langsung hal itu pun mengubah gaya hidup kita. Media sosial menjadi tolak ukur
kesuksesan orang. Begitu juga itu jadi ajang perlombaan pamer kebahagian walau
terkadang ada yg umbar kesedihan juga.
Salah satunya
Instagram. Anak muda jaman sekarang pasti memiliki aplikasi ini untuk berbagi
foto dan video kehidupan sehari hari atau sekedar mengamati kehidupan orang
lain. Kalian ga keren kalau belum punya aplikasi ini. Punya artis idola? Bisa
banget dikepoin di aplikasi ini. Mau bully orang juga bisa banget dan Instagram
juga menjadi ajang gibah Internasional. Kalau kalian merasa sendiri dan sedih,
tinggal upload story saja dan komentar kepedulian para followers akan
berdatangan. Membahagiakan? Ya memang, tapi ada baiknya kita tetap hati hati.
Jika ada orang bertanya
kepada anak muda Kristen aplikasi apa yang paling sering kalian buka? Alkitab
atau Instagram? Mari kalian jawab sendiri dan sudah pasti banyak orang yang
menjawab Instagram. Saat kita bosan, menunggu waktu, bersantai pasti scrolling
Instagram adalah teman yang baik.dan jika ada yang bertanya seberapa sering
kalian membaca Alkitab? Maka jawabannya adalah seminggu sekali saat Ibadah
Minggu. Mengapa? Karena Instagram lebih menarik dibanding kisah kisah Alkitab
yang terkadang tidak kita mengerti. Alasan tersebut sangat klasik dan sangat
diwajarkan mengingat pemilihan bahasa dalam Alkitab adalah Bahasa yang sangat
baku pada masanya.
Masa Pra Paskah ini
bisa menjadi waktu yang tepat untuk mengubah kebiasaan tersebut di atas.
Bukannya berlagak sok suci dengan mengajak kalian semua memulai membaca
Alkitab, tapi apa salahnya kita mencoba sedikit demi sedikit mengetahui
berbagai kisah di sana. Yang perlu dilakukan adalah mengubah kebiasaan dan
untuk itu tentu perlu kemauan. Kapan harus dimulai? Mari memakai masa Pra
Paskah ini untuk memulai.
Kalian tentu sudah tahu
apa yang sebaiknya dilakukan pada masa Pra Paskah, ya kita harus berpuasa atau
berpantang. Apakah itu harus melulu berhubungan dengan makanan? Jawabannya
tentu tidak. Berpantang adalah mengurangi keinginan memakan atau melakukan hal-hal
yang kita sukai demi lebih memfokuskan diri untuk mengengenal Tuhan kita Yesus
Kristus. Kalian yang merokok mungkin bisa mengurangi intensitas merokok kalian,
bagi yang suka bermain game juga bisa menggunakan masa ini untuk mengurangi
keinginan untuk mabar, dan tentu saja kalian yang sangat bergantung dengan
media sosial bisa mencoba berhenti sejenak berselancar di dunia maya untuk
memfokuskan diri pada pengorbanan Yesus. Semua hal keduniawian bisa dikurangi jika
kita berniat, bagaimana caranya? Mari kita bahas dengan mengambil contoh
berpantang media sosial selama masa Pra Paskah. Pertama yang harus dilakukan
adalah menyembunyikan aplikasi media sosial di halaman paling belakang menu
smartphone, lalu pindah aplikasi Alkitab di paling depan layar atau ke halaman
yang paling sering kamu lihat, dan langkah selanjutnya membiasakan membuka
aplikasi Alkitab saat kita merasa ingin membuka media sosial.
Memang resiko yang akan
kita dapat jika tidak membuka medsos dalam waktu lama adalah kita jadi tidak
update berbagai berita kekinian, update artis kesayangan, dan buruknya kita
jadi dianggap kurang update atau kudet dan cupu. Tapi jika kalian berani
mengambil langkah ini kalian akan menemukan kedamaian melalui ajaran-ajaran
dalam Alkitab yang selalu mengingatkan kita akan kerendahan hati, kasih,
pengorbanan dll. Jadi mau pilih yang mana, selalu update hal hal di medsos tapi
kita hanya akan terus membandingkan kehidupan kita dengan tokoh medsos atau
meneladani ajaran Alkitab dan menemukan kedamaian di dalamnya? Jika untuk
mengubah suatu kebiasaan itu sangat sulit, maka kita perlu momen yang tepat
untuk memulainya. Jika untuk membuat langkah yang besar itu memerlukan
keberanian yang cukup besar juga, maka mulailah dari langkah kecil. Berani
berbeda demi kebaikan diri itu sangat dibutuhkan. Jangan berkutat pada gaya
hidup yang hanya berpusat pada kebahagiaan diri sendiri, tapi berpusatlah pada
Kristus. Mulailah dari hal hal kecil agar karakter kita bisa berubah sedikit
demi sedikit. Jika saya bisa kalian juga pasti bisa. Tuhan memberkati.
Komentar
Posting Komentar