ANALISIS CAFE DI JALAN PRAWIROTAMAN

Sebagian besar orang Jogja tentu tidak asing lagi dengan istilah Prawirotaman. Prawirotaman merupakan salah satu nama jalan di kota Yogyakarta yang acap kali disebut dengan “Kampung Bule”. Sebutan ini dikarenakan di wilayah Prawirotaman didominasi oleh wisatawan asing yang singgah untuk sekedar berwisata atau bahkan menginap di sana.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi  wisatawan asing untuk singgah di Prawirotaman, diantaranya yaitu keramahan penduduk setempat yang dengan senang hati membantu para turis asing untuk mendapatkan fasilitas yang memadai di Prawirotaman. Banyaknya penginapan dan hotel yang disediakan dengan harga yang cukup bersahabat dengan kantong wisatawan asing, mulai dari bintang 1 sampai bintang 4. Melimpahnya jasa penyedia paket wisata di Yogyakarta maupun di luar Yogyakarta  yang kita temukan di sana semakin memudahkan wisatawan asing yang  ingin menikmati berbagai tempat wisata menarik di Yogyakarta seperti Candi Prambanan, Pantai di Gunung Kidul maupun di luar Yogyakarta seperti  Candi Borobudur dan Gunung Bromo.

Banyaknya usaha kuliner juga menjadi suatu daya tarik tersendiri yang mengundang wisatawan asing untuk singgah. Apalagi jika sebagian besar cafe dan resto yang terdapat di sana bergaya atau berkonsep seperti cafe di luar negeri. Menu yang disajikanpun sebagian besar bergaya western, hal ini membuat para wisatawan asing merasa semakin dimanjakan lidahnya dengan makanan dan minuman yang biasa mereka dapati di negerinya sendiri.

Tidak hanya wisatawan asing, wisatawan domestik atau lokal juga sering kita jumpai  di daerah Prawirotaman, karena memang ada beberapa cafe dan resto yang juga menyediakan menu Indonesia sebagai makanan pelengkap.

Banyaknya cafe dan resto yang terdapat di sepanjang jalan Prawirotaman  membuat setiap cafe dan resto seolah berlomba untuk memberikan keunikan yang bisa dijadikan sebagai daya tarik. Mulai dari konsep, fasilitas sampai menu menjadi beberapa faktor yang cukup diperhitungkan untuk menarik pengunjung.


Riset dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung di jalan Prawirotaman 1, mencari dan mengumpulkan data dari berbagai sumber seperti web tripadvisor dan dengan wawancara dengan beberapa orang yang dirasa memenuhi kriteria untuk dijadikan sebagai narasumber. 

      Jumlah cafe dan resto yang terdapat di sepanjang jalan Prawirotaman 1 bagian selatan jalan berjumlah 12. Diantaranya yaitu:

1.      Spark

2.      Cinema bakery

3.      Move On Cafe

4.      Janur

5.      Easy Goin

6.      Hanis Bakery and Restaurant

7.      K-Meals

8.      Via-Via

9.      Simple Plant

10.  Mi Casa Es Tu Casa Resto

11.  Pandanaran Resto

12.  Kedai Cungkys

            Setelah melakukan riset, dapat dilakukan pengerucutan berdasarkan pengunjung yang mendominasi di setiap harinya, yaitu cafe dan resto dengan jumlah pengunjung dominan orang asing (bule), cafe dan resto dengan jumlah pengunjung dominan orang lokal (Indonesia), dan cafe dan resto dengan jumlah pengunjung seimbang (50:50) antara orang bule dan orang lokal.

            Dari riset yang dilakukan, maka diperoleh 3  jenis cafe dan resto yang akan dijadikan sebagai sampling yaitu:

1.      Via-Via (cafe dengan jumlah pengunjung dominan orang asing atau bule).

a.       Via-Via berasal dari kata “Via” yang dalam bahasa Latin berarti “jalan”, jalan ada hubungannya dengan travelling atau berwisata. Sedangkan dalam bahasa Inggris berarti “melewati”, ada hubungannya dengan orang yang bertukar informasi. Dengan demikian kata Via-Via sangat sesuai dengan konsep dari cafe itu sendiri yaitu sebagai tempat bertemunya budaya barat dan timur sekaligus sebagai tempat bertukar informasi antar budaya.

b.      Via-Via berasal dari Belgia dan diatur oleh sebuah koperasi di Belgia. Via-Via telah memiliki cabang di China, Argentina. Dan di Jogja pada tanggal 18 Desember 1995 dibukalah Via-Via internasional pertama.

c.       Terletak di Jalan Prawirotaman 1 no. 30, Yogyakarta dengan jam buka setiap hari dari pukul 07.30-23.00.

d.      Menunya terdiri dari masakan Asia, Indonesia, Internasional, vegetarian, pilihan bebas gluten

e.       Berdasarkan data yang didapat dari tripadvisor.co.id, Via-Via menempati peringkat 7 dari 1089 restoran di Yogyakarta. Dari 1678 ulasan tentang Via-Via terdapat 697 ulasan atau komentar yang mengungkapkan bahwa Via-Via sangat bagus.

f.       Via-Via memilliki event rutin yang diadakan setiap Jumat malam yaitu pertunjukan Jazz.

g.      Hari paling ramai yaitu Jumat, kisaran jam 18.00 ke atas.

h.      Via-Via tidak hanya terdiri dari resto, tetapi juga mempunyai guesthouse, travel, event, shop (bakery dan souvenir), project dan yoga. Kesemuanya terletak saling berdekatan.

i.        Karyawannya didominasi oleh perempuan.

j.        Terdapat arena bermain anak.

k.      Ruangan sedikit terbuka dan tidak terdapat AC.

Via Via

Via Via


2.     Move On Cafe (cafe dengan jumlah pengunjung dominan orang lokal).

a.       Terletak di Jalan Prawirotaman 1 no. 4-10, buka setiap hari dari pukul 09.00-00.00. Hari paling ramai adalah hari Sabtu, pukul 8.00 ke atas.

b.      Konsep dari cafe ini adalah industrial, bisa dilihat dari gaya interiornya.

c.       Menunya terdiri dari masakan Eropa, vegetarian dan coffee.

d.      Berdasarkan data yang diperoleh dari tripadvisor, Move On menempati peringkat 29 dari 1089 restoran di Yogyakarta. Terdapat 59 komentar dari total 110 ulasan menyatakan bahwa move on luar biasa.

e.       Menu utamanya terdapat gelato.

f.       Terdapat beberapa spot yang bisa dijadikan sebagai tempat untuk berfoto.

g.      Parkir luas.

h.      Cafe terletak di dalam ruangan tertutup ber-AC.

Move On

Move On

3.      Easy Goin (cafe dengan jumlah pengunjung seimbang antara bule dengan orang lokal).

a.       Terletak di jalan Prawirotaman 1 no. 12.

b.      Menunya terdiri dari masakan Meksiko, Barbekyu, Eropa, Indonesia, Vegetarian.

c.       Buka setiap hari dari pukul 10.30-01.00.

d.      Menempati peringkat 60 dari 1089 restoran di Yogyakarta. 119 ulasan menyebutkan bahwa kualitas resto ini luar biasa.

e.       Ada live music setiap Jumat malam.

f.       Tersedia permainan bilyar gratis.

g.      Konsep cafenya terbuka tanpa AC.

Easy Goin

Easy Goin

Menurut Agus Sachari, dalam Paradigma Desain Indonesia, desain adalah terjemahan fisik mengenai aspek sosial, ekonomi, dan tata hidup manusia serta merupakan cerminan budaya zamannya.


Jika berdasarkan teori tersebut, bisa ditarik suatu pandangan bahwa desain dari sebuah cafe merupakan terjemahan fisik dari aspek sosial, ekonomi, tata hidup target audiencenya dan cerminan budaya zamannya. Dimulai dari Via-Via yang menyediakan segala macam kebutuhan target audiencenya dalam sebuah tempat yang saling berdekatan. Hal ini menunjukkan kepraktisan yang akan diperoleh dalam satu kali bergerak atau datang.


Gaya hidup menurut Plummer adalah cara hidup individu yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam hidupnya (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tenteng dunia sekitarnya. Seperti gaya hidup orang barat yang selama ini kita kenal dengan serba cepat dan praktis. Hal itu bisa kita lihat dari rutinitas mereka yang lebih suka mengkonsumsi makanan siap saji. Dengan demikian, peletakkan berbagai macam jenis outlet seperti resto, travel, shop dan guesthouse yang saling berdekatan di Via-Via dinilai sesuai dengan gaya hidup orang bule yang menginginkan segalanya serba praktis dan cepat.


Via-Via yang tidak hanya terdapat di Indonesia membuat sebagian wisatawan asing yang mengunjungi Indonesia sudah cukup akrab dengan Via-Via, sehingga saat mereka pertama kali mengunjungi Indonesia maka pertama kali yang mereka tahu sebagai cafe yang menyediakan makanan yang sesuai dengan selera dan rasa mereka adalah Via-Via.


Berdasarkan teori Agus Sachari dalam sosiologi desain, desain merupakan cerminan budaya zamannya. Konsep desain dari Move On adalah industrial dilengkapi dengan beberapa aksesoris yang bisa dijadikan sebagai spot untuk berfoto. Pada masa ini, kepentingan untuk berfoto sudah menjadi hal wajib bagi sebagian besar remaja, anak muda, maupun orang tua. Penggunaan media sosial terutama instagram membuat zaman kini berubah menjadi “yang penting foto dulu”. Sebelum makan, saat mengunjungi tempat baru atau apapun itu rata-rata orang akan melakukan kegiatan berfoto terlebih dahulu agar bisa diupload di media sosial.


Pengguna instagram di Indonesia adalah komunitas terbesar di Asia Pasifik, menurut Sri Widowati (Country Director Faceebook). Jumlahnya melonjak lebih dari dua kali lipat dari 22 juta orang pada awal tahun lalu (Antara News). Hal ini menunjukkan gaya hidup orang indonesia yang suka berfoto atau narsisme lebih tinggi dibandingkan dengan negara lainnya di Asia Pasifik. Dengan peluang inilah, Move On menciptakan sebuah cafe yang dilengkapi dengan spot foto.


Dilansir dari Indonesia Times, dalam artikel 11 sifat khas orang Indonesia menyatakan bahwa  gaya hidup orang Indonesia yang santai seakan tidak ada beban. Hanya orang Indonesia yang bisa duduk santai untuk ngobrol sambil minum kopi tanpa harus terburu-buru walaupun tugas masih menunggu. Bagi sebagian besar orang barat mungkin perilaku ini hanya membuang-buang waktu saja, tidak bagi orang Indonesia. Hal inilah yang kemudian dipakai oleh Move On untuk mengembangkan konsep cafenya. Dengan target audience orang Indonesia, Move On ingin menciptakan sebuah tempat yang nyaman buat duduk berlama-lama ria. Sehingga jika diamati, Move On mengedepankan bagaimana mereka bisa membuat tempat yang nyaman untuk dijadikan tempat nongkrong yang bergaya anak muda dan nyaman.


Berdasarkan ulasan yang terdapat dalam tripadvisor.co.id, sebagian besar menyatakan Move On adalah tempat yang nyaman untuk nongkrong.

Easy Goin Cafe memiliki konsep cafe yang terbuka dan salah satu keunikannya adalah tersedianya meja bilyar yang disediakan secara gratis bagi siapa saja yang ingin memakainya. Berdasarkan hasil pengamatan, wisatawan asing lebih menyukai jika mereka berada di luar ruangan. Saat di sebuah cafe seperti Cinema Bakery yang menyediakan 2 tempat dimana yang satu adalah ruangan tertutup yang dilengkapi dengan AC dan yang satu adalah garden yang hanya dipayungi oleh dedaunan yang berbentuk seperti kanopi, maka 80% orang bule akan memilih untuk duduk dan makan di area garden,sedangkan orang Indonesia atau Asia akan lebih memilih untuk duduk dan makan di ruangan ber AC. Dengan demikian jika Easy Goin berkonsep terbuka maka hal itu lebih menarik orang asing untuk datang. Akan tetapi pilihan menu Meksiko yang lain daripada yang lainnya yang bergaya Eropa membuat cafe ini menarik wisatawan lokal juga. Adanya meja bilyar yang bisa dimainkan secara gratis membuat cafe ini terlihat lebih santai sesuai dengan gaya hidup orang Indonesia. Itulah mengapa pengunjung dari Easy Goin rata-rata. menempati tempat seimbang antara lokal dengan orang asing.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Hal Menarik Tentang Ceko

haiii...

GAYA DESAIN GRAFIS

Kenalan Sama Apostille

Diwarg's Poems